Riasce, Jakarta – Dikenal sebagai salah satu investor terbesar di dunia, tak heran jika investor individu senang melihat portofolio raksasa perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett, yakni Berkshire Hathaway, USD 364 miliar atau sekitar Rp. 5,661 miliar untuk kepemilikan nosional saham tersebut (dengan asumsi nilai tukar rupee terhadap dolar AS pada kisaran 15.553).
Dikutip Yahoo Finance, ditulis Rabu (13/3/2024), di antara kepemilikan saham utama Berkshire Hathaway adalah raksasa teknologi Apple yang menguat hingga menguasai 43 persen seluruh portofolio.
Berkshire Hathaway pertama kali membeli saham Apple pada awal tahun 2016, dan sahamnya naik 375 persen sejak awal tahun itu hingga 8 Maret. Dengan naiknya saham, ini adalah salah satu taruhan Warren Buffett yang paling menguntungkan.
Seperti yang disebutkan The Motley Fool, meskipun mereka tidak dapat membaca pikiran Buffett, investor tahu bahwa miliarder tersebut sangat menghargai bisnis berkualitas tinggi. Apple menilainya memenuhi kriteria ini pada tahun 2016.
Bagian penting dari perekonomian adalah merek yang kuat. Apple adalah ikon teknologi dan budaya berkat perangkat keras terpopulernya, iPhone. Produk ini diharapkan menghasilkan penjualan sebesar USD 201 miliar pada tahun fiskal 2023.
Selain Apple, Warren Buffett juga mengapresiasi merek yang kuat. Coca Cola dan American Express merupakan dua perusahaan besar yang mereknya sangat populer di kalangan konsumen.
Merek Apple mempunyai bobot yang sangat besar sehingga memungkinkan perusahaan untuk melenturkan kekuatan penetapan harga, fitur lain yang disukai Buffett.
Pelanggan tidak kesulitan membayar produk mahal untuk mengupgrade ke versi terbaru. Penawaran layanan Apple terus berkembang dan perusahaan mampu mempertahankan keterlibatan dan loyalitas penggunanya.
Pada tahun fiskal 2015, sebelum Buffett pertama kali membeli saham Apple, Apple melaporkan margin kotor sebesar 39 persen dan margin operasi sebesar 30 persen. Apple juga menjadi perusahaan paling menguntungkan, menghasilkan arus kas operasi sebesar USD 81 miliar tahun ini.
Kinerja keuangan yang baik adalah hal yang diinginkan Buffett dari dunia usaha. Neraca Apple yang utuh mengurangi risiko perusahaan mengalami masalah keuangan. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa Buffett mengizinkan kepemilikan Apple menjadi posisi besar dalam portofolionya.
Sebelumnya, perusahaan investasi Warren Buffett menjual saham mayoritas di Activision Blizzard seiring dengan semakin dekatnya kesepakatan untuk membeli saham Microsoft di perusahaan video game tersebut.
Warren Buffett membeberkan 1,9 persen saham Activision seperti dikutip CNBC, Selasa (18/7/2023). Jumlah saham tersebut setara dengan 14.658.121 lembar saham sesuai pengajuan 13G yang dipublikasikan pada Senin malam, 17 Juli 2023. Jumlah sahamnya turun 6,3 persen dari akhir Maret 2023 dan turun 6,7 persen dari akhir 2022.
Saham Activision Blizzard melonjak lebih dari 9 persen minggu lalu di tengah berita bahwa Komisi Perdagangan Federal telah kalah dalam upayanya untuk memblokir akuisisi penerbit video game senilai $68,7 miliar. Permohonan Microsoft kepada regulator Inggris dikabulkan selama dua bulan pada hari Senin.
Saham Activision Blizzard Inc ditutup naik 3,49 persen pada $93,21 per saham. Pada Januari 2022, Microsoft mengumumkan niatnya untuk membeli saham Activision seharga USD 95 per saham.
Warren Buffett sebelumnya mengungkapkan salah satu manajer investasinya, Ted Weschler dan Todd Combs, mengambil saham Activision pada Oktober dan November 2021 dengan harga rata-rata USD 77 per saham.
Investor legendaris berusia 92 tahun itu bertaruh untuk menutup rencana akuisisi Microsoft terhadap perusahaan video game tersebut. Buffett dan mitra bisnis lamanya, Charlie Munger, mulai menandatangani perjanjian arbitrase merger lebih dari lima dekade lalu, yang disebut sebagai praktik tersebut.
Sebelumnya, miliarder dan investor Warren Buffett meningkatkan taruhannya pada gas alam cair (LNG) pada Senin, 10 Juli 2023. Berkshire Hathaway setuju untuk membeli saham Dominion Energy di unit ekspor LNG Cove Point yang berbasis di Maryland senilai $3,3 miliar atau sekitar Rp50. . triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp 15.154 per dolar AS).
Perusahaan investasi Warren Buffett, Berkshire Hathaway, mengumumkan telah membeli 50 persen saham Dominion Energy di terminal LNG Cove Point, tulis Yahoo Finance, Rabu (12/7/2023). Kesepakatan senilai lebih dari $3 miliar ini menjadikan kepemilikan Buffett di fasilitas ekspor LNG menjadi 75 persen. Brookfield Asset Management (BAM) memiliki 25 persen lainnya.
Penjualan tersebut harus mendapat izin berdasarkan Undang-Undang Hart-Scott-Rodino dan diajukan ke Departemen Energi AS dengan perkiraan penutupan sebelum akhir tahun.
Analis Morgan Stanley David Arcaro menulis bahwa kesepakatan itu bernilai sekitar $1 miliar, lebih rendah dari perkiraan perusahaan. Saham Dominion Energy naik 0,8 persen menjadi $51,99 pada perdagangan pra-pasar. Pada hari Senin, saham Dominion Energy turun 1,3 persen menjadi $51,58.
Berkshire Hathaway telah mengambil keputusan untuk meningkatkan investasinya di tujuh terminal ekspor LNG AS yang beroperasi karena harga gas alam AS telah menurun secara signifikan dibandingkan tahun lalu.
Gas alam berjangka AS pada hari Selasa, 11 Juli 2023 naik hampir 1,7 persen menjadi $2,70 per juta British thermal unit (mBtu). Harga minyak turun hampir 60 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ketika harga minyak berjangka mencapai titik tertinggi dalam 14 tahun karena invasi Rusia ke Ukraina memicu kekhawatiran akan krisis energi di Eropa.
Badan Informasi Energi AS melaporkan pekan lalu bahwa rata-rata harga kontrak berjangka bulan depan untuk kargo LNG di Asia Timur adalah USD 12,14 mBtu, turun 68 persen dari tahun lalu.
Sementara itu, gas alam berjangka untuk pengiriman di fasilitas transfer hak milik (TTF) di Belanda rata-rata $11,22 per mBtu, turun 76 persen dari tahun 2022.
Terminal LNG Cove Point memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 14,6 miliar kaki kubik (bcf/d). Kapasitas ekspor harian adalah 1,8 bcf/hari, sedikit kurang dari 14 persen total kapasitas ekspor LNG AS.
“Kami bangga dengan operasi kami di Cove Point dan gembira dengan peluang untuk meningkatkan kepemilikan kami di fasilitas kelas dunia ini,” kata Paul Ruppert, presiden Transmisi dan Penyimpanan Gas Berkshire Hathaway Energy.
Sementara itu, perusahaan akan menggunakan $3 miliar dari kesepakatan itu untuk membayar utang, kata Dominion Energy dalam sebuah pernyataan.
“Investasi ini tidak penting bagi Dominion Energy karena kami fokus pada utilitas yang diatur negara. Penjualan ini memberi kami peluang untuk mengurangi utang variabel tetap dengan tujuan memperkuat neraca kami,” kata Kepala Eksekutif Dominion Energy Robert Blue.